Kamis, 02 Mei 2019

Situs Ngeni


Ditemani mas Eko dari POKDARWIS kabupaten blitar, yang sekaligus adik dari JUPEL Candi Sawentar. Kali ini saya mblusuk menuju daerah pegunungan blitar selatan.
Berdasarkan acuan data dari mas Ferry riyandika disana ada sebuah Prasasti.


Prasasti Gunung Nyamil terletak di Desa Ngeni, Kec. Wonotirto, Kab. Blitar. Yang terletak di halaman Kantor Perkebunan Gunung Nyamil. Dan warga menyebutnya dengan punden mbah hindu.



Bahan baku batu Prasasti Gunung Nyamil ini beda dari prasasti di blitar lainya. Bila lainnya terbuat dari batu andesit. Tapi prasasti gunung nyamil ini terbuat dari batu kapur. Meskipun kondisinya telah pecah, namun sudah disambung kembali. Dan kondisi prasasti ini cukup terawat dengan dibangunkan cungkup sebagai peneduhnya. Beda dengan dulu yang hanya ditancapkan ditanah saja dan tanpa atap peneduh.


Berikut ketikan iseng pada handphone yang menggunakan aplikasi MOGN dan Font aksara nusantara, serta alih aksara dari Prasasti Gunung nyamil.

Kesimpulan isi Prasasti Gunung Nyamil hanya menceritakan tentang penanda tempat pertapaan Ki Bacabunya di Gunung Nyamil. Yang juga terdapat candrasengkala.
Sunya marga paksaning wong.
Menurut mas ady gayatri pembacaannya bukan sunya, tapi dibaca sun-ya. Karena aksara na mati ketemu aksara ya. Sudah dijelaskan pada watak candrasengkala bahwa...
Sunya berwatak = 0
marga berwatak = 5
paksha berwatak = 2
wong berwatak = 1
Yang menunjukkan angka tahun 1250 Saka, bila dimasehikan ditambahkan 78. Berarti setara dengan tahun 1328 Masehi. Tahun tersebut masuk dalam masa kerajaam Majapahit era pemerintahan Gayatri.

Kenapa kok gayatri?

Menurut Pararaton, Jayanagara didharmakan dalam candi Srenggapura di Kapopongan dengan arca di Antawulan, gapura paduraksa Bajang Ratu kemungkinan besar adalah gapura yang tersisa dari kompleks Srenggapura. Sedangkan menurut Nagarakretagama ia dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama. Jayanagara juga dicandikan di Silapetak dan Bubat sebagai Wisnu serta di Sukalila sebagai Buddha jelmaan Amoghasiddhi. Jayanagara meninggal dunia tanpa memiliki keturunan. Oleh karena itu, tahta Majapahit diteruskan oleh Ibusuri Gayatri sampai tahun 1331. Pasca wafatnya Gayatri, raja Majapahit selanjutny adalah Tribhuwana Wijayatunggadewi.



Tak jauh dari prasasti ini tepatnya di punden mbah putri yang juga terdapat peninggalan era klasik. Berdasarkan cerita sesepuh yang menjadi relawan jupel di punden tersebut. Dulu terdapat arca wanita, namun sekarang sudah tidak ada karena telah dicuri.
Benda era klasik yang tersisa di punden Mbah Putri adalah batu dakon, lumpang, dan sejumlah umpak.



Batu dakon
Fungsi Watu Dakon jaman dulu diperkirakan untuk penanggalan bila jumlah lubang 49.
Dan jika lubang lebih dari 10 untuk perhitungan masa tanam (tandur) dan masa panen yang berkaitan dengan pertanian.
Tapi segala sesuatu harus lihat konteksnya dan bentuknya dulu.
Kalo bentuknya lubangbada yang kecil dan ada yang besar seperti diatas. Biasanya digunakan untuk upacara keagamaan. Yang dimana lubang kecil untuk peripih atau sesaji, dan lubang yang besar untuk menaruh abu jenazah.



Umpak yang tersebar


Batu candi


Lumpang
Dan entahlah, dulunya daerah ini digunakan sebagai apa. Saya sendiri belum bisa menyimpulkan.

Cuption.

Malam ini aku bisa menuliskan bait-bait yang paling sedih. Menyadari bahwa aku tak lagi memlikinya. Merasakan bahwa aku telah kehilangannya. Ku dengarkan suara malam yang begitu sunyi, tetapi masih lebih sunyi lagi ketika hatiku tanpamu.

1 komentar: