Minggu, 07 April 2019

Situs kuningan Kanigoro


Terdapat sejumlah elemen candi yang berupa batu andesit berbentuk persegi, dhorpel, umpak, Batu Dakon tampak ditata memanjang sejauh kurang lebih 100 meter, yang menghubungkan bangunan Masjid (imaman/ mimbar) dengan mata air atau sumber.
Berada di Desa Kuningan di halaman sebuah masjid yang bernama Masjid Nurul Huda. PETA LOKASI





UMPAK DENGAN BEKAS GURATAN




DHORPEL

Pada salah satu batu andesit yang menurut saya sebuah ambang pintu terdapat aksara jawa kuno.
Yang menurut pembacaan komunitas kami, adalah sebuah sengkalan atau candrasengkala juga bisa diartikan angka tahun caka.


Pembacaan oleh ASTA GAYATRI :
Baris pertama PAYAGANA
Baris kedua KAYAHALA

Dan diartikan oleh BALETAR / FERRY RIYANDIKA :
Paya adalah  jenis tumbuhan ( pahit seperti pare)
Gana adalah pasukan ganesha
Kaya adalah seperti
Hala adalah sifat makluk hudup

Dimana di postingan sudah dijelaskan tentang WATAK CANDRASENGKALA

Paya = angka 6
Gana = angka 6
Kaya = angka 3
Hala = angka 1
Bila di caka kan harus dibalik. Yaitu 1366 caka atau 1444 masehi
Yang menyimpulkan era kerajaan majapahit masa pemerintahan ratu suhita, yaitu raja / ratu ke enam.

Menurut penuturan salah seorang warga yang rumahnya di timur Masjid, batu ini duluny tidak seperti ini tatananya.
Namun tidak tau kenapa oleh pemilik masjid ditata sedemikian rupa. Dan menurutnya juga masih ada lagi batu beraksara namun letaknya berada di bawah lorong rumah panggung yang sempit.
Akan tetapi setelah saya raba raba dan blusuk i, tidak ada batu yang dimaksud.
Memang ada beberapa batu persegi, beberapa umpak  namun tidak ada aksarany.
Dan menariknya juga terdapat sebuah pilar dari batu yang terdapat disebuah lorong rumah panggung tersebut.


RUMAH PANGGUNG


UMPAK BAWAH RUMAH PANGGUNG


UMPAK BAWAH RUMAH PANGGUNG


TIANG DARI BARU

Pada halaman belakang rumah panggung juga terdapat juga Dhorpel.


Dari sini dapat disimpulkan. Bahwa masjid ini dulunya bangunan era klasik yang besar. Tak jauh dari lokasi ini, juga terdapat sebuah yoni dan umpak di sebuah danyangan atau pundhen desa twrsebut. Ialah makam MBAH KUNING & MBOK GADUNG MELATI ALIAS Ki Ageng Kuning. Dokumen blusuk tahun 2013 silam. Maklum, hp belum android. Jadi kamera masih nganu.. 






Dari danyangan diatas, dengan bergerak menuju ke arah timur laut masih terdapat sebuah yoni di kebun milik warga. Warga menyebutnya dengam nama mbah kotak. Namun sayang, cerat pada yoni juga patah. Menurut warga, dulu juga ada patung gajah (ganesha) namun sudah dihancurkan karena lingkungan pondok. Saya menyimpulkan bahwa yoni ini dulunya digunakan sebagai lapik arca ganesha. Bersebelahan dengan yoni tersebut juga berceceran batu bata kuno.






Cuption....

Kamu adalah narkoba bagiku.
Satu menit tidak bertemu denganmu, terasa seperti setahun. Namun ketika bersamamu, semua terasa begitu cepat.
Jarum detik, menit, jam seakan berputar dengan kebahagiaan yang menyelimutiku.
Lucu, bukan?
Bagaimana cinta bisa mengubah waktu hal yang paling pasti di dunia ini menjadi hal yang sangat tidak pasti dan terasa membingungkan.
Satu detik ibarat setahun. Satu jam bagaikan sedetik. Karena satu hal: cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar