Tak lepas dari cerita rakyat tentang Desa selokajang. Sekilas cerita, bahwa dulu ada seekor ular bernama atau berjenis Puspo kajang yang melingkari sebuah arca / batu(bahasa jawanya selo). Sehingga desa tersebut dinamakan selokajang.
Puspukajang ialah Ular yang memiliki kulit loreng loreng dan sangat cantik, menariknya kulit ketika di sinari dengan senter terkadang bercahaya unik.
Ular jenis ini bisa tumbuh dan besar sampai panjangnya lebih dari tujuh meter dan berat 80 kg. Dengan panjang yang demikian bila di tangkap atau di pegang jelas tak kuat bila hanya satu orang saja.
Ular puspokajang BISA atau racunnya tidak seganas ular weling atau kobra yang dapat mematikan ketika menggigit. Ular ini juga memiliki tenaga sangat kuat sehingga bila melilit bisa meremukan tulang yang di lilitnya.
Meskipun termasuk binatang buas, tetapi bila di pegang dan di tangkap dengan cara lembut dan penuh perasaan, juga dapat jinak bahkan tidak meronta-ronta, namun bagi anda yang sangat takut, yaa jangan coba-coba menangkapnya.
Desa Selokajang memiliki banyak peninggalan - peninggalan artefak komponen suatu candi. Dan saya menduga, di desa ini ini dulunya adalah reruntuhan sebuah bangunan candi yang besar. Namun sayangnya sulit teridentifikasi tentang era karajaan apa dan masa pemerintahan siapa. Karena tidak ditemukan inskripsi maupun prasasti di desa ini. Meskipun ada arca yang bisa diperkirakan tentang era siapa dan masa siapa, namun saya tidak bisa memperkirakan. Karena bukan paknya juga bukan pakarnya bin masternya. Karena cuma hoby blusukan.
Beberapa komponen penyusun candi ini tersebar meluas dan merata di desa tersebut. Dan mayoritas warga juga sudah tahu tentang peninggalan batu - batu tersebut. Dengan edukasi yang saya berikan (setengah pemblawuran sejarah) akhirnya warga pun mengerti tentang betapa berharganya benda - benda tersebut. Dan bersedia menjaga benda - benda tersebut dari tangan cacat (up normal) alias panjang tangan alias maling dan paranormal sok suci.
Berikut peninggalan - peninggalan artefak yang terdapat di desa tersebut.
1. Lesung
Menurut pak adi selaku juru kunci, batu ini selalu berbunyi ketika desa ada hajatan.
2. Batu berbentuk L
Punden buto ijo, begitulah warga menyebutnya. Tepat dibarat punden ini jarak satu jengkal dulunya ditemukan struktur bangunan candi dari bata kuno yang terkenal besar. Namun sudah diuruk kembali, karena oleh sang pemilik, tanah digunakan untuk bercocok tanam.
3. Batu candi di seputaran punden mbok rondo nguri
Beberapa balok batu andesit yang tersebar. Foto hasil jepretan sang guru pribadi yaitu mas Ferry Riyandika.
4. Batu candi dan batu bata kuno di punden abu khanifah
Mbah abu khanifah dipercaya masyarakat setempat sebagai penyebar agama islam di desa selokajang. Sehingga di makamkan di desa selokajang dan di pundenkan oleh masyarakat setempat. Terdapat batu bata kuno dan balok batu andesit yang jumlahnya rumayan banyak disini. Karena tersebar luas hingga radius hampir 100 meter ke arah utara dan barat.
5. Kala, dwarapala dan antefix di halaman rumah warga
Menurut pemilik rumah yang konon katanya juga seorang resi, arca - arca ini dulunya berasal dari sawah desa tersebut.
Sebuah goa yang berada di Bawah bukit kecil warga sekitar menyebutnya gunung tumpuk. Makany goa ini dinamai goa tumpuk. Lokasi goa juga berdekatan dengan aliran sungai brantas.
goa ini merupakan goa alam yg memiliki ruangan yg luas di dalam goa terdapat sebongkah batu besar dan di dinding goa terdapat beberapa ruangan kecil dan sebuah lubang kecil sebagai ventilasi udara,menurut warga goa ini katanya angker karena berdekatan dengan (bong) makam cina dan makam umum.
Cuption...
Hatimu belum hidup.Kalau belum pernah mengalami rasa sakit. Rasa sakit karena cinta akan membuka hati, bahkan bila hati itu sekeras batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar