Perjalanan masih belum berakhir....
Sebuah desa yang minyimpan banyak rahasia. Ialah desa bangle kecamatan kanigoro kabupaten blitar.
Sepulang kerja, Kali ini saya mblusuk lagi guna mencari prasasti yang hilang. Menurut data dari temen temen antar komunitas ada sebuah prasasti namun belum diketahui keberadaannya
Memang, hanyalah data yang menjadi acuan rata rata komunitas.
Berbagai wajah orang desa bangle ku jumpai dan ku tanyai tentang keberadaan sebuah batu tersebut. Dari petani sampai kaur pemerintah desa. Dan tentunya saya sendiri tak kenal mereka.
Banyak yang mengira saya gemar togel, karena yang dicari benda benda peninggalan lama dan tentunya tempat tempat angker.Namun bukannya prasasti, tapi malah sejumlah artefak peninggalan era klasik yang tersebar meluas disini.1. Gentong batu dan gundukan bata kuno
Alhasil dari beberapa lokasi yang di tunjuk warga.
Ku temukan gundukan bata kuno serta satu batu yang unik di salah satu mata air desa bangle.
Ialah sebuah gentong.
Gentong adalah sejenis wadah yang terbuat dari batu. Kalo sekarang terbuat dari tanah liat yang dibakar hingga berubah warna menjadi cokelat muda atau cokelat tua. Gentong umumnya berbentuk bulat dan sering digunakan sebagai wadah untuk menyimpan air.
Teringat cerita dari temen komunitas segaligus ketua komunitas PASAK dari kediri kang Novi BMW
Genthong di masa klasik banyak ditempatkan didepan rumah rumah warga, juga dipinggir jalan.
Bertujuan untuk shodakoh atau sedekah air untuk pedagang jarak jauh, para musafir dll.
Kuraba raba, memang ada guratan guratan layaknya tulisan dibagian luar genthong.
Berhubung berada didalam Mata air, akhirny tak bisa terdokumentasi.
Karena hp tidak mendukung.
2. Umpak
Pada era klasik, umpak dipergunakan sebagai landasan tiang penyangga sebuah banguan.
3. batu bata kuno yang di buat makam
Terdapat juga sebuah punden yang tersusun dari batu bata kuno yang besar dan panjang. Warga menyebutnya punden mbah jayeng.
4. Lesung
Sebelum mesin ditemukan, lesung digunakan untuk mengolah hasil dari pertanian dan mengolah bahan untuk menjadi makanan. Terkadang juga digunakan untuk mengolah obat - obatan dalam jumlah yang besar.
Tapi yang paling sering digunakan adalah untuk menumbuk padi (hasil pertanian). Berbentuk balok persegi panjang dan bagian tengahnya dicekungi cukup dalam serta bagian lubangnya lebar. Tidak seperti lumpang yang notabene berlubang kecil.
Dulu, untuk menumbuk padi dibutuhkan tenaga yang banyak. Dapat kita bayangkan bahwa masyarakat di era klasik sangat rukun. Karena waktu menumbuk padi mereka berkumpul, bergotong royong serta berbagi pengalaman.
(kalo sekarang mah kagak ada).
Dari sini dapat digambarkan bahwa letak lesung ini dulunya berada fi pemukiman penduduk.
5. Ambang pintu di rumah warga
Terdapat dua buah batu ambang pintu di teras seorang warga bangle dengan posisi sengaja disemen.
Dikarenakan takut hilang.
Pada salah satu batu terdapat cekungan cekungan seperti dakon.
Namun sudah agak memudar.
Dulu pernah ada yang mau membeli batu tersebut dengan alasan dibuat alas tempat wudhu sebuah masjid.
Namun si pemilik tidak mau, karena alasan si #MAFIA watu tersebut menurutnya sangat konyol.
Dari saya kecil, batu tersebut sudah ada disini mas. Kata si nenek lansia tersebut. Dulu juga banyak pelajar yang datang kesini guna mempelajari batu tersebut. Karena terdapat huruf jawanya.
6. Relief
Terdapat juga sebuah relief. Temen - temen menyebutnya krilin. Termasuk hewan mitologi juga. Dengan adanya relief hewan ini fi era klasik, dipercaya rakyat akan cepat berkembang biak dan makmur.
7. Batu dakon
Fungsi Watu Dakon jaman dulu diperkirakan untuk penanggalan bila jumlah lubang 49.
Dan jika lubang lebih dari 10 untuk perhitungan masa tanam (tandur) dan masa panen yang berkaitan dengan pertanian.
Tapi segala sesuatu harus lihat konteksnya dulu.
Kalo berada di sekitar ambang pintu / batu altar. Biasanya digunakan untuk upacara keagamaan. Yang dimana lubang kecil untuk peripih atau sesaji, dan lubang yang besar untuk menaruh abu jenazah.
Dan jika lubang lebih dari 10 untuk perhitungan masa tanam (tandur) dan masa panen yang berkaitan dengan pertanian.
Tapi segala sesuatu harus lihat konteksnya dulu.
Kalo berada di sekitar ambang pintu / batu altar. Biasanya digunakan untuk upacara keagamaan. Yang dimana lubang kecil untuk peripih atau sesaji, dan lubang yang besar untuk menaruh abu jenazah.
8. Arung
Jauh - jauh dari tuban. Datang ke plat AG langsung saya ajak mblusuk. Dia adalah teguh, yang sebenarya datang ke plat AG untuk menuntut ilmu di salah satu universitas plat AG. Tentang arung sendiri saya belum terlalu mendalami. Jadi ya mohon maaf.
9. Ambang pintu berkonogram 1061 caka
Inskripsi Semanding terbaca tahun 1061 Saka (1139 M). Yang menyimpulkan bahwa era tersebut masuk dalam masa pemerintahan Jayabaya dari Kerajaan Kadhiri.
Pada masa Sri Jayabaya, dengan semboyan Panjalu Jayati alias Panjalu Menang, Panjalu unggul atas Jenggala. Berita kemenangan besar itu diceritakan dalam prasasti Ngantang.
Akan tetapi setelah Jayabaya wafat akibat pemberontakan Rake Sirikan Sri Sarweswara pada 1159M, tanah Jawa kembali bergolak, Panjalu dan Jenggala kembali berseteru. Kemelut perebutan tahta di Panjalu membuat keturunan Jenggala tergugah bangkit melepaskan diri dari kekuasaan Panjalu. Jenggala tetap memusatkan kekuatannya di timur gunung Kawi (Kutaraja).
10. Nisan kuno
Sebuah nisan yang menurut saya unik. Dari bentuk serta ukirannya. Entah perkiraaan tahun berapa, belum ada pedoman untuk mempelajarinya.
Awalnya menduga adalah sebuah lapik prasasti ataupun lesung. Namun dengan bantuan juru kunci makam tersebut, terjawablah rasa penasaran kami. Ternyata adalah sebuah kijing dari batu. Menurut sang juru kunci, nisan ini sudah ada yang pesan. Meskipun orangnya belum meninggal. Lucu khan?
11. Lumpang kuno
11. Lumpang kuno
Beberapa lumpang kuno tersebar di pemukiman warga bangle.
Ajaran yg tersirat pada lumpang dan alu.Adalah.
Persatuan antara tanah dan benih sehingga adanya tumbuh tumbuhan (wit witan)
Bersatunya sperma dg anu (wanita) sehingga adanya ikatan perkawinan.
Anu (wanita) disimbolkan merah sedangkan sperma disimbolkan putih.
Sadarkah bila merah putih yg menjadi bendera kita filosofiny sedemikian rupa?
Itulah pesan yg diajarkan orang terdahulu.
Karena sebenarnya orang2 terdahulu berbudaya tinggi.
Lek gelem sinau....
Gelem to sinau sejarah?
Demikianlah seluruh peninggalan artefak di desa bangle. Nantikan blusuk di wilayahmu......
Cuption....
Bukankah hidup ini sebetulnya mudah to?
Jika rindu, datangi dia.
Jika tidak senang, ungkapkan.
Jika cemburu, tekankan.
Kita sebagai manusia yang sering kali mempersulit segala sesuatu.
Ego mencegah kita untuk mengucap "Aku membutuhkanmu".
Menurutku bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki.
Tapi, kenapa kita sakit hati setelahnya?
Kecewa? Marah? Benci? Cemburu?
Jangan-jangan karena kita tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta.