Kamis, 14 November 2019

Situs patikreco


Berbekal sebuah data dari belanda yaitu tentang peninggalan era klasik di distrik kalangbret. Dimana data tersebut menjelaskan bahwa terdapat sebuah inskripsi bertulis 1119 caka atau setara dengan 1197 masehi di desa ini. Yang dimana kurun waktu tersebut masuk dalam masa pemerintahan krtajaya alias raja kediri terakhir. Tentunya kalian tak asing dengan nama tersebut. Salah satu raja di era klasik yang memang namanya terkenal sebutan firaunnya indonesia.


Dokumen mblusuk tahun 2018 lalu. Ialah desa jatimulyo kecamatan kauman tulungagung. Sebuah desa yang memiliki peninggalan era klasik dan tersebar dibeberapa titik lokasi.
Yakni Batu gilang (berinskripsi), punden ploso kuning, sekumpulan arca. Namun untuk batu gilang tidak bisa diekspose, karena pagar tinggi dan terkunci.




1. Punden brawijaya
Sebuah punden yang berisikan beberapa makam kuno yang tersusun dari batu bata kuno dan balok batu berbentuk kotak penyusun sebuah candi.
Ada yang menyebut punden brawijaya, ada pula menyebut punden ploso kuning. Menurut orang cari rumput (wong ngarit) dinamakan punden brawijaya karena leluhur desa tersebut (cikal bakal) adalah seorang raja besar. Sempat ramai dan tenar ketika banyak peziarah yang gemar togel sering dapat. Namun tak tau kenapa tiba - tiba menjadi sepi. Mungkin si bandar digrebek. Hehehe



2. Arca jatimulyo
Terdapat lima buah Arca di sebuah taman sekolah dasar, bentuknya menarik, namun tidak ada yang utuh. Arca ini Di letakkan di pelataran sekolah dasar dengan di susun secara berjajar. Menurut Informasi salah satu guru sekolah.
Arca ini Dulunya berada di pinggir jalan di bawah pohon Asam, namun supaya tidak makin rusak maka di aman kan di halaman sekolah dan di semen. Sungguh inisiatif yang patut diacungi jempol. Lima arca tersebut adalah arca ganesha, arca memegang paulus, dua arca ular, dan satu arca mirip kala.



ARCA GANESHA
Secara umum sudah banyak yang tahu dan mengerti bahwa ganesha adalah anak dari siwa dan parwati. Dan perlambang dari dewa ilmu pengetahuan. Namun disini saya sedikit mblawur, karena ditanya seorang teman kenapa ganesha manusia berkepala gajah.
Dalam kisah Siwa Purana dikisahkan, suatu ketika dewi parwati pergi mandi dan tidak ingin diganggu oleh siapapun saat sedang mandi. Maka dia menciptakan seorang anak laki - laki, dan kemudian diperintahkan untuk berjaga agar tidak satupun seseorang masuk ke dalam rumah dan mengganggu parwati mandi.
Namun ketika itu datanglah Dewa siwa yang hendak masuk ke dalam rumah dan Dewa ganesha menghadangnya. Dewa siwa sudah menjelaskan kepada Dewa ganesha bahwa dia adalah suami parwati. Namun karena patuh kepada ibunya dan Dewa Ganesha pun belum tahu sosok Dewa siwa, pada akhirnya Dewa Ganesha tetap berjaga dan melarang Dewa siwa untuk masuk kedalam rumah.
Dewa siwa pun marah dan pertempuran pun terjadi, Dewa ganesha akhirnya terbunuh dan terpenggal oleh Trisula Dewa siwa.
Ketika Dewi parwati selesai mandi dan melihat putranya sudah tidak bernyawa, akhirnya Dewi parwati marah kepada Dewa siwa dan meminta untuk putranya tersebut dihidupkan kembali.
Dewa siwa tersadar akhirnya dia mengabulkan permintaan Dewi parwati.
Atas saran Dewa brahma, beliau mengutus abdinya bernama GANA untuk memenggal kepala makhluk apapun yang menghadap ke utara. Dan ketika turun ke dunia, yang dilihat pertama kali menghadap ke utara oleh GANA adalah GAJAH. Maka ia pun langsung memenggal kepala gajah tersebut utuk menggatikan kepala Dewa Ganesha. Alhasih Dewa ganesha berhasil dihidupkan kembali. Namun tidak berkepala manusia melainkan berkepala Gajah.


Dua buah arca ular
Menurut maha gurem, fungsi arca ular adalah sebagai makara.
Yang kalau di candi biasanya di letakkan di kanan kiri tangga. Dan kalau candi budha di jawa timur, umumnya menggunakan singa atau kilin.




Arca memegang kelamin (phallus)
Phallus merupakan lambang penciptaan manusia ada pula yang berargumen layaknya pak (dwi cahyono). Bahwa arca memegang phallus atau berphallus (bima) sebagai penolak balak.
Nah, inilah bedanya orang zaman dulu dan modern seperti saat ini jika melihat simbol phallus pasti berfikiran ngeres tentang seksualitas. Padahal para arkeolog berpendapat lain. Penis dan vagina adalah simbol yang sakral dan suci (lambang penciptaan manusia), juga melambangkan keberlangsungan hidup antar generasi. Berbeda dengan manusia modern yang cenderung menilai itu sebagai sesuatu yang porno.
Hoe.. Mainkan logika dan nalarmu brow...
Pahami dulu cak...
Bagi saya pribadi, arca tersebut mengandung banyak makna.
Jika orang telah menahami arca ini, maka dirinya akan bersih dari segala kotoran. Yang jelas kotoran hati dan fikiran. Karena dulu, manusia yang hendak beribadah ke candi pasti meninggalkan hal-hal duniawinya, termasuk juga soal seksualitas. Kira - kira kalau kamu beribadah juga seperti itu apa tidak?
Hayo ngaku...



Kurang diketahui untuk arca jenis ini, perlu referensi buku ataupun blusuk ke musium - musium antar kota dalam provinsi.


Dapat disimpulkan bahwa Desa jatimulya dulunya pernah ada bangunan suci. Entah itu candi atau punden berudak. Yang jelas untuk eranya adalah Pangjalu masa pemerintahan krtajaya. Kalaupun candi tersebut di fungsikan sebagai pemujaan dan penolak balak juga sangat mungkin. Tulungagung dikenal sebagai rawa purba, mayoritas bermatapancaharian maritim. Kemudian berpindah ke agraris sebagai petani. Adanya arca twrsebut sebagai penolak hama wereng. Dan masih banyak kemungkinan - kemungkinan yang lainnya. Silahkan berargumen sendiri. Bebas... Asal tidak lepas dari jalur...


Cuption

Tidak ada komentar: