Dua kali kesini kondisi tetap sama seperti dulu. Kesini kedua kali hanya untuk memastikan kembali ODCB. ya memang, tindakan seperti ini harus kita sadari apalagi kalau kita sudah terjun sebagai pelaku pelestari dan pemerhati cagar budaya. Karena kita tahu sendiri benda- benda tersebut kerap kali di incar para mavia batu seperti kamu yang merasa. Juga kerap kali beralih fungsi.
Terletak di samping warung dan selalu menjadi pantauan warga. Karena warga juga mensakralkan tempat ini dan diberi nama punden Mbah citro Sentono. Disini terdapat gundukan bata kuno yang diatasnya masih terdapat konponen penyusun candi.
Antara lain :
1. Tiga buah dorphel besar
Bisa dimungkinkan adalah bagian anak tangga dari candi tersebut, karena terdapat lubang guna pengunci.
2. Dua buah dorphel kecil
3. Arca nandi
4. Dua buah yoni. Yang satu ukuran besar 70 cm persegi yang diperkirakan era kediri. Dan yang satu ukuran 50 cm persegi.
5. Tiga buah lingga pemujaan, satu ukuran besar (ukurane ra tak dudohi) dan yang dua berukuran kecil. Dikatakan lingga pemujaan (bukan lingga patok) karena terdiri dari tiga bentuk. Pada bagian bawah berbentuk kotak, pada bagian tengah berbentuk segi delapan dan pada bagian atas berbentuk bundar.
6. Fragmen arca siwa
7. Fragmen arca nandiswara
8. Fragmen arca parwati karena masih jelas memiliki payudara yang menonjol.
ODCB ini masih pada posisi insitu. Dan diperkirakan lintas masa. Karena batu bata kunonya era medang (tebal dan berbobot alias padat) sedangkan yoninya era kediri.
Berdasarkan data belanda (ROC) memang benar adanya tentang situs ini, hanya beberapa yang hilang. Dan info dari sang master blusukers kang miko, kala di musium mpu tantular berasal dari sini. Jika mengacu pada sumberdata (ROC).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar