Selasa, 27 Agustus 2019

Punden mbah budho bulupasar


Di siang itu, ketika akunya gosib bersama mas winoto. Tanpa disengaja kemudian berujung blusukan. Menurut koordinat yang saya titik, di dalam sebuah cungkup di area persawahan desa bulupasar kediri terdapat sebuah arca budha. Arca ini dijadikan sebuah punden oleh masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat sekitar menamainya dengan sebutan punden mbah budha. Dengan kondisi tempat yang bersih, menyimpulkan bahwa arca ini terjaga dan terawat. Namun ketika kesini, saya tidak bertemu juru kunci punden tersebut.




Arca ini menghadap ke arah barat dengan kondisi rusak, yaitu tangan kanan dan kepala hilang. Usut punya usut arca ini rusak bukan karena vandalisme. Melainkan rusak ketika si pencuri arca tidak kuat membawa arca tersebut. Maklum, orang butuh duit akhirnya maling. Saya doakan hidupnya sengsara sampai tujuh turunan. Amin..


Sumber : wiki
Dalam mitologi Hindu, Budha adalah nama untuk planet Merkurius, putra Candra (bulan) dengan Tara alias Rohini. Ia juga dewa barang dagangan dan pelindung para pedagang.

Mitologi :
Dalam kitab Purana diceritakan bahwa. Candra sang dewa bulan, bertikai dengan Wrehaspati (guru para dewa). Perselisihan tersebut disebabkan karena Candra menculik Tara, istri Wrehaspati. Untuk merebut Tara kembali, Wrehaspati berperang melawan Candra dengan bantuan laskar para dewa, sedangkan Candra dibantu oleh Sukracarya dengan laskar raksasa. Peperangan tersebut dikenal sebagai Tarakamaya Sanggrama. Brahma menengahi perang tersebut sehingga akhirnya perdamaian pun tercapai. Namun, Candra dan Tara sudah terlanjur memiliki keturunan, dan diberi nama Budha. Sebagai anak yang lahir dari hubungan gelap, Wrehaspati pun enggan mengasuh Budha sebagai putra tirinya.

Setelah dewasa Budha jatuh cinta kepada Ila, putri Manu.
Mereka akhirnya menikah dan memiliki putra yang diberi nama Pururawa.
Kemudian, Pururawa berputra Ayu, Ayu berputra Nahusa, Nahusa berputra Yayati, dan Yayati berputra Puru.
Para raja tersebut merupakan para raja Dinasti Candra, karena mereka adalah keturunan Candra (ayah budha).
Setelah beberapa generasi, lahirlah para Pandawa dan Korawa yang termahsyur dalam wiracarita Mahabharata.


Mayoritas, Arca budha terkenal dengan sikap tangan yang sering kali disebut dengan nama Mudrā.
Mudrā dalam bahasa Sanskerta berarti lambang atau segel.
Mudrā adalah sikap tubuh yang bersifat simbolis mencerminkan ritual spiritual dan penanda energi dalam Hinduisme dan Buddhisme.
Ada beberapa mudrā yang melibatkan seluruh anggota tubuh, akan tetapi kebanyakan hanya dilakukan dengan tangan dan jari.

Dalam yoga, mudrā dilakukan bersamaan dengan latihan pernapasan dan umumnya dilakukan sambil duduk bersila.
Sikap ini dilakukan untuk merangsang berbagai bagian tubuh yang berkaitan dengan aliran prana dalam tubuh.

Borobudur dirancang membentuk mandala besar yang melambangkan kosmologi buddhis, suatu konsep alam semesta dalam buddhisme.
Aslinya terdapat 504 arca buddha duduk bersila dalam posisi lotus serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu. Terdapat lima golongan mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah.
Semuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana yang diwakili oleh masing-masing Dhyani Buddha.
Berikut mudra arca-arca buddha di Borobudur.

1. Dharmachakra mudra



2. Witarka mudra


3. Abhaya mudra


4. Dhyana mudra


Sama seperti arca di mbah budho untuk mudrãnya.

5. Wara mudra


6. Bhumisparsa mudra



Demikianlah untuk sedikit ulasan tentang mudra. Nantikan perjalanan mblusuk selanjutnya.

Cuption...

Ada yang berubah, ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan.
Kebahagiaan itu bukan hadiah yang turun dari langit. Tapi sebuah perjuangan yang harus terus diperjuangkan sampai akhir nafas.
Jika kamu, iya kamu itu lo. Sampai sekarang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga akhir hayatmu, maka dg tegas kukatakan kehidupanmu tidak berharga.


1 komentar:

boingjoker@gmail.com mengatakan...

Captionnya tak kalah keren dari penjelasan ttg mudranya. 👍