Minggu, 25 Agustus 2019

Situs mojo plosoarang


Blusuk tipis - tipis setelah kami berbagi ilmu pengetahuan sedikit ke sebuah sekolah madrasah tsanawiyah di kecamatan kademangan, tentang peninggalan era klasik bersama komunitas di blitar. Ada endro dari D'travelers, eko dari pokdarwis lawang wentar, ada arlian dari balealit damarwulan. Juga dhika sang blusuker s muda yang sangat handal dan sudah melalang buana. 

Bagi saya ini juga blusuk yang menyisir. Yang dimana postingan sebelumnya (dari timur).
1. Total cagar budaya didesa bangle kanigoro <-- klik
2. Situs kuningan Kanigoro <-- klik
3. Prasasti Kuningan Kanigoro <-- klik
4. Peninggalan era klasik di Karang tengah kota Blitar <-- klik
Dan
5. Nandi Jatinom Kanigoro <-- klik
Kini blusuk ke Dusun Mojo - Desa Plosoarang - Kecamatan Sanan kulon Kabupaten Blitar.

Sebelum blusuk, muncul sebuah pertanyaan dari eko (pokdarwis lawang wentar) yang membuat saya bingung. Karena belum paham akan benda tersebut, serta masih baru menjumpai benda cagar budaya tersebut.
Pertanyaanya adalah "Sandung ki di gae opo to lek ?"
"suk ae tak tulise nek blog, tak tekokne poro suhu mergo ijik asing karo watu kui".
Sebelum saya menjawab pertanyaan eko, kita lihat dulu selebaran peninggalan benda cagar budaya di dusun mojo desa plosoarang tersebut. Karena tersebar di berbagai macam tempat.

a. Tempat ke 1
Sebuah jambangan (bak mandi dari batu) dengan kondisi terbalik dan lumpang berlubang dua (saya perkirakan adalah peripih), berada di belakang kandang sapi rumah penduduk. Berdasarkan coretan pada jambangan tersebut, dapat di pastikan bahwa benda ini sudah di registrasi dinas terkait.




b. Tempat ke 2
Sebuah pipisan (meja / altar kecil) dan sebuah yoni dengan posisi terbalik namun juga sudah diregister dinas terkait.




c. Tempat ke 3
Sandung di jalan menuju sungai. Dalam literatur lama benda purbakala berbentuk miniatur rumah ini disebut Lumbung. Penggunaan istilah sandung diusulkan Dra. Endang Hariadi Sukatno dengan merujuk pada tradisi upacara tiwah masyarakat dayak.



Foto arlian

Foto arlian

d. Tempat ke 4
Sebuah yoni dengan posisi terbalik dan juga sebuah sanung di belakang pekarangan rumah warga. Belum ada coretan. Apakah memang belum terdata untuk benda cagar budaya ini. Entahlah.





e. Tempat ke 5
Terdapat sebuah arca nandi di danyangan dusun mojo tersebut. Banyak orang menamainya dengan makam mbah Sonojoyo dan mbah ponirah. Menurut info banyak teman, seperti mas ferry riyandika, kang widjatmiko Ap maupun Kang heyu. Dulu terdapat dua buah arca nandi disini. Namun yang satu sudah raib. Dan inilah kondisi arca nandi yang kepalanya hilang, yaitu berada di dalam terali besi. Maklum gaes, biar tidak di maling.


Menurut info banyak warga, semua benda cagar budaya di atas, dari tempat 1 sampai tempat 4 dulunya berasal dari makam mbah sonojoyo semua. Karena hak waris keturunan, akhirnya benda - benda cagar budaya tersebut dibagikan kepada semua keturunannya.

Mbah sono joyo menurut argumen pribadi adalah bukan nama aslinya. Namun adalah sebuah tanda atau tetenger. Kenapa?
Sono = pohon sono (kamus jawa kuno)
Joyo = kemenangan  (kamus jawa kuno)

Mungkin dulu disini pernah terjadi peperangan pada era klasik, maka untuk simbolisasi kemenangan ditanamlah pohon sono. Menurut cerita sang juru kunci, dulu memang terdapat pohon sono besar dan tua. Namun karena roboh, ditanamlah pohon jenar untuk menggantikan pohon sono yang semula sebagai tanda atau tetenger. Nah... Pas sesuai argumen saya.

Menjawab pertanyaan eko tentang fungsi sandung.

Fungsi sandung menurut para master terdekatku, yang sudah saya rangkum yaitu sebagai pelinggih. Pelinggih adalah tempat pemujaan atau bisa dikatakan pula tempat persembahan kepada sosok perwujudan yang dipuja atau diupacarai dalam berbagai apeknya.
Ada juga yang berpendapat bahwa adanya sandung adalah sebagai aspek pemujaan kepada dewi lokal. Ialah dewi sri yang merupakan dewi pertanian, dewi padi dan sawah, serta dewi kesuburan di Pulau Jawa dan Bali. Ia dipercaya sebagai dewi yang menguasai ranah dunia bawah tanah juga bulan.
Perannya mencakup segala aspek Dewi Ibu, yakni sebagai pelindung kelahiran dan kehidupan. Ia juga dapat mengendalikan bahan makanan di bumi terutama padi: bahan makanan pokok masyarakat Indonesia; maka ia mengatur kehidupan, kekayaan dan kemakmuran. Berkahnya terutama panen padi yang berlimpah.

Dan terus terang untuk menyimpulkan corak agama, saya masih bingung. Karena dewi sri itu dewa lokal dan adanya di pulau jawa yang identik dengan agama kejawen. Sedangkan disisi lain dengan adanya dua buah yoni yang merupakan lambang dewi parwati, dan arca nandi sebagai kendaraan dewa siwa menyimpulkan penganut hindu.
Perlu blusukan lebih dalam guna mencari struktur ataupun inskripsi guna mengetahui era apa dan masa siapa.

Cuption...

Kalaupun dia tak tahu kamu menyukainya.
Kalaupun dia tak tahu kamu merindukannya.
Kalaupun dia tak tahu kamu menghabiskan waktu untuk memikirkannya.
Maka, itu tetap cinta tidak berkurang secuil pun perasaan tersebut.
Justru yg ngotot bilang ingin pacaran, itu adalah egois dan keinginan yg tak terkendali saja.
Bersabar dan diam lebih baik. Jika memang jodoh, akan terbuka sendiri jalan terbaiknya.
Jika tidak, akan diganti dengan orang yang lebih baik.

Tidak ada komentar: