Sabtu, 14 Desember 2019

Situs sumberejo ngasem


Pernah dengar gak tentang dadapan?
Bagi lelaki yang suka jajan pasti tidak asing dengan nama tersebut.
Tak perlu diceritakan ada apa disana. Fokuslah dengan kata (lelaki yang suka jajan). Berada di kawasan simpang lima gumul kediri, ternyata terdapat sebuah peninggalan era klasik.
Ialah sebuah kemuncak, sebuah umpak dan dua buah lumpang pemujaan dengan kondisi terbalik.


Sebenarnya kemuncak ini berada disebuah area makam. Entah itu makam keluarga atau sebuah punden, saya sendiri tidak tahu. Kurangnya informasi dan waktu itu tidak ada satu orang pun warga sekitar untuk ditanyai. Lagi pula waktu itu tidak terfikirkan buat blusukan. Hanya kebetulan lewat dan entah kenapa ketika saya melihat makam tersebut, saya langsung berhenti.
Apakah itu yang dinamakan sinyal?
Apakah itu yang dinamakan frekuensi?
Semua kembali kepada interpretasi.


Menurut ahlinya...
Kemuncak adalah komponen Bagian Candi yang terdapat pada atap bagian atas candi yang biasanya mengelilingi puncak beentuknya seperti menara-menara kecil.
Rangkaian atap yang di sebut dengan Svarloka dunia para Dewa Dewi.
Fungsi kemuncak hanya sebagai hiasan atap Candi dan tidak mewakili fungsi teretentu.
Kemuncak dalam istilah Hindu kuno di sebutkan dengan Ratna, Kalau dalam istilah Buddha di sebut dengan Stupa.



Dan letak kemuncak tidak harus di bangunan utama candi. Bisa di candi perwara, di gapura, di pagar dan juga petirtaan
Candi perwara adalah Candi kecil yang menjadi pelengkap sebuah kompleks percandian.
Sedangkan candi utama dalam kompleks itu dinamakan candi induk.


Umpak dibawah kemuncak


Lumpang

Nah... Dapat disimpulkan bahwa, kemuncak  yang berada di sini memiliki nilai histories sejarah sebagai salah satu bukti adanya aktivitas masyarakat masa lalu di daerah ini.
Kemuncak yang berada di sini merupakan sebuah karya seni yang memiliki nilai seni 
yaitu sebagai ekspresi keindahan seniman di masa lampau.
Dan semoga dengan adanya kemuncak disini,  dapat menjadi inspirasi karya seni masa kini maupun masa yang akan datang.
Rahayu mulyaning jagad.


Tidak ada komentar: