Berada di pinggiran pematang sawah, warga sekitar menyebutnya punden mbah susur. Karena wujudnya seperti orang nyusur. Usut punya usut ketika para petani di sawah tersebut mengadakan upacara tanam padi, saya melakukan tanya jawab. Alhasil, menurut salah seorang petani dulunya punden ini adalah sebuah arca memegang gada dan beberapa lumpang besar. Lalu terjadi vandalisme, hingga akhirnya agar punden tersebut tetap ada. Warga mengambil potongan - potongan batu tadi dan disemen. Dan pada akhirnya diberi nama mbah susur. Karena salah satu batu bentuknya laksana orang nyusur.
2. Inskripsi era kediri
Terdapat sebuah inskripsi di kantor desa tuliskriyo dengan kondisi disemen. Inskripsi tersebut menunjukkan angka tahun 1124 Saka (1202 M) yang menurut sejarah menunjukkan masa pemerintahan Raja Kertajaya, raja terakhir Kerajaan Kadiri.
Menurut info pak kamituwo (kades) dahulunya Inskripsi ini berada di bawah pohon raksasa di belakang kantor desa ini, namun karena sempat mengalami vandalisme (perusakan), kini inskripsi ini disimpan dan diamankan di halaman Kantor Desa Tuliskriyo. Monggo kalau mau blusukan dan belajar mengenal huruf jawa kuno, silahkan berkunjung kesini.
3. Arca Ganesa Boro
Nanti bisa buat cerita anak cucu saya. Dengan catatan jika saya masih diberikan umur panjang.
Tak perlu berpanjang lebar membahas tentang arca yang satu ini. Pertama semua sudah banyak yang tahu. Kedua sudah banyak yang memposting tentang arca ini. Yang jelas bagibsaya pribadi, arca ini terlalu amat dan sangat waw. Karena pada bagian depannya terpahat wujud Ganesha seperti umumnya, namun bagian belakang terpahat Mahakala yang menyeramkan. Bahasa inggrisnya two in one. Two diartikan 2 wajah. One diartikan 1 arca. Dua wajah dalam satu arca.
Dan yang jelas arca ini era tumapel. Karena pada sisi lapik arca ini terpahatkan sengkalan yang berbunyi hana gana hana bhumi. Jika ditulis menjadi 1611 dan dibaca 1161 Saka atau 1239 Masehi.
Cuption
Tidak ada komentar:
Posting Komentar